Film inspiratif dengan judul “Taare Zameen Par” yang
disutradarai oleh Amir Khan merupakan film yang sangat inspiratif. Cerita dalam
film ini benar-benar sangat menyentuh, dan secara eksplisit menggambarkan
tentang realita pendidikan yang terjadi pada anak, baik dalam sektor keluarga
(orang tua) maupun sekolah (guru).
Setiap
anak lahir dengan membawa berbagai keunikan tersendiri, mereka memiliki impian
dan ketertarikan yang berbeda, dan tentu tidak sama dengan orang lain termasuk
orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya. Entah karena lupa, tidak
dibekali dengan pengetahuan yang cukup, atau bahkan karena sikap egois yang ada
pada orang tua, sehingga mereka sering tidak mau tahu dengan apa yang dirasakan
dan dihadapi oleh anak-anaknya. Oleh karenanya, masih banyak orang tua yang
meminta dan menuntut anak-anak mereka bisa mencapai dan menjadi apa yang dapat
diraih oleh orang lain secara umum.
Pemahaman Terhadap Pendidikan,
Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan usaha manusia
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal
maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai
kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan
penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan
keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan
tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan
suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan
masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan
pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang amat vital dalam
setiap peradaban bangsa. Berdasarkan paparan di atas, jelas sekali terlihat
bahwa penting sekali untuk memperhatikan dasar dan tujuan dari pendidikan sebab
dari sinilah mau ke mana si anak didik akan di bawa dan di arahkan.
Bahkan biasanya dasar dan tujuan inilah juga
merupakan karakteristik pendidikan suatu bangsa, yang membedakannya dengan
bangsa-bangsa yang lainPraktik
pendidikan yang terjadi di sekolah formal pun tak jauh berbeda dengan yang
terjadi dalam keluarga. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, banyak dari
mereka yang kurang bisa mendengarkan pendapat yang datang dari para siswa.
Gambaran ini seolah ingin menegaskan bahwa guru adalah pihak yang paling tahu
dalam proses pembelajaran.
Zaman
telah berubah, sumber informasi ada di mana-mana dan dapat dijangkau dengan
mudah oleh anak-anak. Oleh sebab itu, anggapan yang demikian sangatlah tidak
tepat. Proses belajar bisa terjadi dengan pola interaksi yang terjadi secara
timbal balik dari guru-siswa, maupun siswa-guru. Pertukaran informasi itulah,
yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan siswa. Kemampuan
mengelola proses pembelajaran juga harus disertai dengan kemampuan guru dalam
memahami karakteristik setiap siswa.
Pemahaman terhadap karakter setiap siswa dapat
membantu guru dalam menentukan metode dan strategi belajar yang tepat. Setiap
anak itu unik, mereka memiliki cognitive style yang berbeda antara siswa
yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tidak sepatutnya jika guru
menerapkan metode yang selalu sama dalam proses pembelajaran. Jika keadaan ini
terus dilakukan, maka penyampaian informasi dalam dunia pendidikan tidak akan
merata, sebagian pihak diuntungkan dengan metode itu, sehingga mereka dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan lancar. Sedangkan siswa yang lain akan
nampak sebagai siswa yang tidak mampu, terbelakang, malas dan berbagai labeling
negatif lainnya, yang belum tentu tepat dengan keadaan mereka.
SINOPSIS “TAARE ZAMEEN PAR”
Film ini
bercerita tentang anak berkebutuhan khusus bernama Ishaan Awasthi. Ishaan
adalah seorang anak berusia 8 tahun dan tidak menyukai sekolah. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai Ishaan selalu buruk dan selalu gagal dalam setiap
ujian. sehingga Ishaan sering sekali mendapat hukuman dari guru-gurunya
disekolah dan menjadi korban bullying
teman-teman sekolahnya. Baik di sekolah maupun dirumah Ishaan selalu
mendapatkan labeling negatif oleh guru dan lingkungannya seperti, nakal, bodoh,
idiot, tidak tahu malu dsb.
Ishaan merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakak Ishaan
yang bernama Yohaan adalah seorang pelajar yang sukses, baik dalam soal
pelajaran maupun dalam bidang olah raga. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang
setiap saat merasa kesulitan dan frustasi karena ketidakmampuannya dalam
membantu Ishan. Sedangkan ayahnya adalah seorang eksekutif sibuk yang sukses
dan mengharapkan yang terbaik dari anak-anaknya.
Serupa dengan keadaan itu, Ibunya pun sering sekali merasa
kebingungan dalam mengajari Ishan ketika di rumah. Ishan selalu melakukan
kesalahan yang serupa baik dalam menulis maupun berhitung. Ibunya sering merasa
sedih dengan keadaan ini, karena anak-anak seusianya dapat melakukan hal-hal
itu dengan sangat mudah, sedangkan Ishan sangat sulit untuk melakukannya.
Di samping itu, Ishaan sering sekali menunjukkan perilaku
bermasalah; terlibat perkelahian, berpura-pura sakit, bolos sekolah serta tidak
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Setiap perilaku negatif yang
dilakukan oleh Ishaan dan itu diketahui oleh Ayahnya, maka Ishan dipastikan
memperoleh “punishment” dari sang Ayah. Jika ini sudah terjadi baik Ibu
maupun Yohaan kakaknya tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu anak dan
adik yang disayanginya.
Di sisi lain, Ishaan mempunyai kelebihan yaitu seni. Daya
imajinasi Ishaan sangat bagus sehingga bisa menghasilkan lukisan yang luar
biasa. Kelebihan ini yang tidak tampak oleh orang lain. Keluarganya mengetahui
bakat Ishaan ini tapi tidak menganggapnya sebagai suatu kelebihan. Sehingga
cara pandang Ishaan dianggap sebagai suatu hal yang aneh dan tidak biasa.
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi Ishaan itulah
ayahnya bermaksud mengirimnya ke sekolah berasrama. Ishaan yang tidak menyukai
sekolah berusaha membujuk kedua orang tuanya untuk tidak mengirimnya ke sekolah
tersebut. Tapi ayahnya bersikeras tetap mengirimnya dengan alasan untuk
kebaikan Ishaan sendiri. Ishaan menganggap bahwa sekolah di asrama merupakan
hukuman orang tua terhadap anak-anak yang nakal dan tidak mau menurut. Anggapan
ini diperjelas dengan gaya dan sikap mengajar guru disekolah tersebut yang
cenderung keras dengan alasan untuk menegakkan kedisiplinan.
Suasana kelas dan asrama yang tidak menyenangkan membuat
Ishaan semakin frustasi, semua guru menyebutnya bodoh dan Ishaan menerima
berbagai hukuman karena tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Keadaan
ini semakin membuat Ishaan tertekan dan akhirnya menjadi pendiam dan
penyendiri. Ishaan menjadi ketakutan untuk bertemu dengan guru, tidak
bersemangat untuk melakukan apapun termasuk menggambar yang tadinya merupakan
aktivitas yang paling dia senangi. Keadaan ini terus berlangsung hingga
akhirnya datanglah guru seni pengganti yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir
Khan).
Guru
baru ini mempunyai metode mengajar yang sangat berbeda dengan guru-guru yang
ada disekolah tersebut. Hal ini membuat Nikumbh sangat disukai oleh para siswa,
tapi tidak oleh Ishaan. Keanehan ini membuat Nikumbh berusaha mencari tahu apa
yang terjadi dengan Ishaan. Sampai pada suatu waktu ketika Nikumbh sedang
berkumpul di ruang guru dan para guru membicarakan tentang Ishaan bahwa Ishaan
adalah anak bodoh yang tidak bisa menulis dan membaca. Terdorong oleh rasa
ingin tahu Nikumbh lalu melihat semua buku tulis Ishaan dan akhirnya ia
menyadari bahwa Ishaan ternyata mengalami Dyslexia.
Oleh
sebab itu, Dia membuat orang tua dan guru lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan
anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan
waktu, kesabaran dan perawatan, Nikumbh berhasil dalam mendorong tingkat
kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya
dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang, serta mau kembali aktif dalam
menuangkan imajinasinya dalam lukisan-lukisan yang selama ini menjadi dunianya.
Hingga akhirnya Ishaan dapat membaca, menulis dan berhitung, bahkan Ishaan
akhirnya memenangkan lomba melukis yang diadakan di sekolahnya dan mendapatkan
standing applause atas bakatnya. Lukisan Ishaan ini akhirnya dicetak dalam buku
tahunan sekolah dan dibagikan oleh seluruh siswa dan orang murid yang hadir.
Ini
film yang cocok untuk keluarga dan pantas ditonton bersama. Memberikan
pendidikan yang baik, bagaimana mendidik anak, bagaimana mengarahkan anak dan
memahami apa masalah yang anak alami. Kemudian memberi pelajaran bagi anak,
agar tidak putus asa. Film ini dipastikan membuat air mata mengalir, sangat
menyentuh. Apa yang ditampilkan sederhana, namun contoh-contoh yang ditampilkan
begitu mengena karena pada kenyataannya itulah yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Film
ini juga cocok untuk calon guru atau pendidik. Kenapa harus menonton? Agar jadi
guru yang mengajar dengan hati. Contohlah guru dalam film ini, maka sudah pasti jadi guru yang disenangi
anak-anak didiknya.
Oleh
karena itu, penulisan ini dilatarbelakangi pentingnya sebagai orang tua dan
guru untuk memahami konsep “every child is special” secara mendalam,
sehingga ketika berhadapan dengan seorang anak, tidak akan mengalihkan “beban”
ambisi tak tercapai kepada sang anak, serta tidak pula memaksakan tuntutan
dunia untuk serba sempurna. Mulyati Umar
0 comments:
Post a Comment