Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Tuesday, 12 December 2023

Disiplin Positif Sebagai Pewujudan Profil Pelajar Pancasila

Berbagai aspek kehidupan menuntut ketaatan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Disiplin adalah kunci untuk mencapai rasa ketaatan dan menghormati tanggung jawab pribadi. Keterampilan ini membantu mengendalikan diri, menjaga ketertiban, dan mengikuti aturan. Baik yang ditetapkan oleh organisasi, lembaga, masyarakat, atau pada tingkat pribadi, mematuhi aturan, peraturan, dan norma akan menghasilkan disiplin.Disiplin juga mencakup kemampuan untuk menjaga fokus, konsistensi, dan ketekunan dalam menjalankan tugas atau mencapai tujuan, bahkan ketika menghadapi rintangan atau godaan.



Secara umum, disiplin dapat dibagi menjadi beberapa aspek:

1.      Ketaatan terhadap aturan: Disiplin melibatkan kepatuhan terhadap peraturan yang ada, baik aturan sosial, hukum, norma masyarakat, atau pun aturan yang ditetapkan oleh organisasi.

2.      Kontrol diri: Kemampuan untuk mengatur emosi, kebiasaan, dan tindakan agar sesuai dengan aturan yang ada serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3.      Konsistensi dan ketekunan: Mempertahankan perilaku yang diharapkan secara teratur dan konsisten, serta tetap fokus pada tujuan walaupun dihadapkan pada kesulitan atau godaan.

4.      Kerja keras dan dedikasi: Disiplin juga mencakup upaya untuk bekerja keras, berkomitmen, dan berdedikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, meskipun itu memerlukan waktu, usaha, dan pengorbanan.

Disiplin memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan baik dalam karier, pendidikan, hubungan pribadi, maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk mempertahankan disiplin membantu seseorang tetap fokus, berkinerja baik, serta mengatasi rintangan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan mereka.

Disiplin positif adalah pendekatan dalam mendidik anak atau mengelola perilaku yang lebih berfokus pada pengajaran dan penguatan perilaku yang diinginkan daripada hukuman atau pengawasan yang ketat. Berikut adalah beberapa prinsip dan karakteristik dari pendekatan disiplin positif:

1.      Pengajaran daripada hukuman. Disiplin positif berfokus pada pengajaran kepada anak tentang perilaku yang diharapkan dan konsekuensi positif dari perilaku tersebut. Ini lebih menekankan pada pemahaman alasan di balik aturan dan bagaimana perilaku yang baik dapat memberikan hasil yang baik.

2.      Penguatan positif.  Pendekatan ini mendorong penguatan perilaku positif dengan memberikan pujian, penghargaan, atau imbalan untuk perilaku yang diinginkan. Ini dapat membentuk motivasi intrinsik anak untuk melakukan hal yang benar.

3.      Komunikasi yang baik. Disiplin positif melibatkan komunikasi terbuka dan pengertian terhadap anak. Penting untuk mendengarkan mereka, memahami perspektif mereka, dan menjelaskan aturan dan konsekuensinya dengan cara yang jelas.

4.      Konsistensi  Konsistensi dalam menerapkan aturan dan konsekuensi sangat penting. Anak perlu tahu bahwa aturan akan diterapkan secara konsisten di berbagai situasi.

5.      Mengajarkan keterampilan. Disiplin positif melibatkan pengajaran keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi situasi atau emosi yang mungkin memicu perilaku yang tidak diinginkan. Ini bisa meliputi keterampilan penyelesaian masalah, pengelolaan emosi, atau keterampilan sosial.

6.      Menetapkan batasan yang jelas. Meskipun pendekatan ini lebih fokus pada penguatan positif, tetap penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan memahami bahwa ada konsekuensi yang diberlakukan jika aturan dilanggar.

Disiplin positif bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang baik antara orang tua atau pengasuh dengan anak, memotivasi anak untuk belajar dari kesalahan mereka, dan memperkuat perilaku yang diinginkan dengan memperhatikan dan memberikan penghargaan pada perilaku positif. Ini juga membantu anak memahami hubungan sebab-akibat dari tindakan mereka sendiri.

Disiplin positif memiliki keterkaitan yang erat dengan pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid atau yang disebut juga sebagai pendekatan pembelajaran berbasis siswa (student-centered learning). Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan, minat, dan gaya belajar individual siswa, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran mereka.

Hubungan antara disiplin positif dan pembelajaran yang berpihak kepada murid bisa dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pendorong Keterlibatan Siswa.

Disiplin positif mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika mereka merasa diperlakukan secara adil, dihargai, dan didukung, siswa lebih cenderung terlibat aktif dalam pembelajaran karena merasa nyaman dan aman.

2.      Membangun Hubungan yang Baik.

Pendekatan disiplin positif membantu membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ini penting dalam pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid karena memungkinkan guru untuk lebih memahami kebutuhan, minat, dan gaya belajar individu siswa.

3.      Menghormati Kekuatan Siswa.

Disiplin positif mendorong pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan unik setiap siswa. Dalam pembelajaran berbasis siswa, menghargai keberagaman dan keunikan setiap siswa menjadi kunci dalam memfasilitasi pengembangan potensi mereka.

4.      Mendorong Tanggung Jawab Pribadi.

Disiplin positif mengajarkan siswa tentang tanggung jawab pribadi terhadap tindakan mereka. Dalam pembelajaran berbasis siswa, ini bisa mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

5.      Pembelajaran Diferensiasi.

Pendekatan disiplin positif memungkinkan guru untuk merespons beragam kebutuhan siswa secara lebih fleksibel. Ini mendukung pendekatan pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan individual siswa.

6.      Kreativitas dan Inovasi.

Disiplin positif menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berekspresi, berbagi ide, dan mengambil risiko dalam pembelajaran. Ini mengarah pada pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

Ketika guru menerapkan disiplin positif dalam kelas, ini mendukung terciptanya lingkungan yang mendukung bagi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini menciptakan kondisi yang lebih baik bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Disiplin positif dalam konteks pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila merujuk pada kemampuan mereka untuk memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara hubungan antara disiplin positif, pembelajaran yang berpihak kepada murid, dan pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila:

1.      Pendekatan yang Humanis dan Berpihak kepada Murid.

Disiplin positif memandang setiap siswa sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan potensi masing-masing. Pendekatan ini sejalan dengan konsep pembelajaran berpihak kepada murid, yang menghargai keberagaman dan memperhatikan kebutuhan individual siswa, yang merupakan nilai-nilai Pancasila.

2.      Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila melalui Praktik Positif.

Disiplin positif dapat digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan melalui praktik-praktik yang mendukung. Misalnya, dengan mendorong kerjasama dalam kelompok, menerima perbedaan dengan sikap terbuka, dan menunjukkan keadilan dalam penilaian.

3.      Membangun Karakter yang Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila

Disiplin positif membantu membentuk karakter siswa dengan prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, disiplin diri, dan penghargaan terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan ajaran Pancasila yang mendorong pembentukan karakter yang baik bagi warga negara Indonesia.

4.      Keterlibatan Aktif Siswa dalam Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran yang berpihak kepada murid, siswa akan lebih terlibat secara aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

5.      Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menghormati dan Menghargai.

Disiplin positif menciptakan lingkungan yang menghormati keberagaman, saling menghargai, dan bekerja sama, yang merupakan aspek penting dari nilai-nilai Pancasila.

Dengan memadukan disiplin positif, pendekatan pembelajaran berpihak kepada murid, dan pengajaran yang fokus pada nilai-nilai Pancasila, institusi pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Ini tidak hanya melibatkan pemahaman teoritis tentang nilai-nilai tersebut tetapi juga praktik dalam kehidupan sehari-hari siswa, menciptakan generasi yang berkomitmen terhadap pembangunan karakter dan moral yang kokoh sesuai dengan semangat Pancasila.  ( Mulyati Umar)

0 comments:

Post a Comment