Dalam Islam prinsip perkawinan bertujuan untuk mewujudkan keluarga harmonis. Harmonis disini berarti membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, sesuai dengan bunyi ayat Al-Quran dalam surah Ar-Rum ayat 21, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menikah.
Menikah adalah ibadah dan memiliki manfaat atau hikmah. Hikmah dari menikah adalah Penyempurna Agama. Menikah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan agama. Dengan menikah, maka separuh agama telah terpenuhi. Jadi salah satu keutamaan menikah ialah penyempurnakan agama yang belum terpenuhi agar semakin kuat seorang muslim dalam beribadah.
Perselingkuhan akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan yang menarik dan santer, sebab perselingkuhan itu sendiri tidak hanya didominasi oleh para pria, tetapi juga wanita di segala lapisan dan golongan, bahkan tidak memandang usia. Idealnya, kehidupan suami istri dalam rumah tangga mampu mewujudkan keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun dalam kenyataannya banyak pasangan suami istri mengalami konflik rumah tangga sehingga tujuan perkawinan sulit untuk diwujudkan.
Perselingkuhan adalah hubungan antara individu baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya. Walaupun demikian, pengertian "berselingkuh" dapat berbeda tergantung negara, agama, dan budaya. Pada zaman sekarang, istilah perselingkuhan digunakan juga untuk menyatakan hubungan yang tidak setia dalam rumah tangga.
Perselingkuhan dilakukan di berbagai aspek kehidupan keluarga, seperti keuangan, kebijakan keputusan, seksual, persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan, dan sebagainya. Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap. Perubahan sikap paling nyata dan sering terjadi dalam kasus perselingkuhan adalah kecenderungan untuk merahasiakan sesuatu, bertindak defensif (bersikap bertahan), dan berbohong.
Data kasus perselingkuhan terjadi kecenderungan meningkatnya jumlah kasus perselingkuhan. Disinyalir perselingkuhan sudah mengalami metamorphosis (perubahan bentuk) dari yang tidak lazim menjadi hal biasa, sehingga secara kualitatif dan kuantitatif eskalasinya (kenaikan) terus meningkat.
Perselingkuhan dapat mengurangi makna kebahagiaan perkawinan, namun masih saja terjadi sesuai dengan dinamika masyarakat dan perkembangan zaman. Interaksi yang tidak islami terutama di dunia kerja menjadi salah satu penyebab perselingkuhan selain faktor minimnya IMAN dan lupa akan hakikat dari perkawinan itu sendiri.
Masalah-masalah perselingkuhan yang terjadi dalam keluarga datang dari berbagai macam faktor, dapat dilihat dari:
1. Perbedaan Kultur
Perbedaan kultur yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah perbedaan latar belakang pendidikan, perkembangan kepribadian, subkultur, serta pola hidup. Perselingkuhan yang terjadi apabila dilihat dari perbedaan kultural seperti suami dididik dari lingkungan kota sementara istri dididik dari lingkungan dan keluarga kampung atau istri berpendidikan atau suami mau mulai dengan kekurangan istri.
2. Kekecewaan
Faktor kekecewaan yang terjadi antara suami dan istri seperti sifat yang berbeda dan cara berkomunikasi yang kurang cocok. Kekecewaan dalam pasangan yang sering terjadi adalah; pasangangan memiliki sifat yang berbeda seperti suami tidak makan di luar sementara istri suka makan di rumah atau istri suka hidup mewah sementara istri tidak suka hidup bermewahan.
Hal itu akan menyebabkan terjadinya pertengkaran yang akan berakibat suami atau istri melampiaskan kekecewaan tersebut dengan cara berselingkuh dengan pasangan lain, ada yang selingkuh dengan suami atau istri orang lain, bahkan ada juga yang berselingkuh dengan laki-laki jejaka atau perempuan gadis.
3. Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual
Sering masyarakat beranggapan bahwa kebutuhan seksual adalah masalah tabu, apabila ada yang bercerita tentang kebutuhan seksual sering beranggapan bahwa masalah seksual adalah jorok, ternyata ketidakpuasan dalam kehidupan seksual pada rumah tangga menjadi faktor terjadinya perselingkuhan.
4. Kebutuhan Finansial yang tidak cukup
Kebutuhan finansial menjadi salah satu faktor perselingkuhan, perselingkuhan yang ia lakukan karena suaminya tidak mampu memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dalam rumah tangga. Yang sering melakukan perselingkuhan disebabkan ketidakcukupan kebutuhan finansial adalah istri.
5. Pengaruh Teman Dekat
Perselingkuhan adalah disebabkan pengaruh dari teman dekat. Perselingkuhan yang terjadi karena pengaruh teman akrab yang suka selingkuh.
6. Kedekatan dengan Teman Lain
Kedekatan dengan teman lain jenis ini terlihat dari kedekatan suami atau istri di sekolah, kantor, perusahaan dan lain-lainnya. Kedekatan dengan teman lain jenis ini biasanya terjadi di tempat kerja yang berawal dari saling mencurahkan kesusahan dan kekecewaan dalam rumah tangga. Dari curhat, terjalin kedekatan emosional yang berlanjut dengan saling telpon, chating di Whatsap, pertemuan, kontak fisik dan hubungan intim. Sehingga terjadi perselingkuhan berkepanjangan.
7. Godaan Erotis-Seksual
Perselingkuhan disebabkan mendapat godaan erotis-seksual dari HP, teman, rekan kerja dengan motif tertentu. Ternyata perselingkuhan mereka diawali dengan perselingkuhan tanpa hubungan seks, hanya sebatas chating dan kirim foto dan video yang erotis seksual melalui HP, lama kelamaan timbullah hasrat untuk melakukan hubungan intim, sehingga terjadilah perselingkuhan. Ada juga di antara mereka melakukan perselingkuhan itu berkepanjangan dan ada juga hanya dilakukan satu atau dua kali saja.
3 CIRI PRIA YANG SELINGKUH
Ciri-ciri pria yang suka bersengkuh diantaranya:
1. Suka narsis/ percaya diri yang berlebihan
Percaya diri memang perlu namun terlalu, hal itu bisa membuat seseorang menjadi narsis. Pria yang narsis biasanya merasa bahwa dirinya sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh orang lain sehingga bersikap semena-mena. Pria seperti ini biasanya selalu ingin dituruti keingianannya.
2. Egois/ mau menang sendiri
Dalam sebuah hubungan, harus ada hubungan timbal balik.Pria yang egois selalu ingin menang sendiri dan semua keinginannya dituruti. Dia ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang besar dari pasangan tetapi sebaliknya mereka tak mau memberikan hal yang sama. Pria seperti ini biasanya mudah untuk berpaling jika tak mendapatkan hal yang diinginkan.
3. Cenderung posesif
Pria yang sangat posesif pada pasangan biasanya mudah berselingkuh. Pria posesif akan mengatur hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasangannya, mudah emosi. Karena orang yang berselingkuh pada dasarnya takut hal yang sama terjadi padanya.
Keutamaan menikah dalam Islam yang pertama yaitu Nabi Muhammaf SAW bersabda:
"Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Menikah beribadah lebih banyak kepadaNya. Karena orang tersebut menjaga kesucian dan menjauhi dosa. Jadi dengan menikah kita kana terhindar dari perbuatan dosa terutama zina.
nah, teman teman, agar tidak terjadi perselingkuhan ingatlah tujuan awal dari pernikahan, yaitu IBADAH